Kajian-Kajian Yang Terbuang

Kajian-Kajian Yang Terbuang

ketika seseorang ingin sukses, maka cara yang paling manjur adalah mengkaji atau membaca ceruta-cerita orang yang sukses. Dengan demikian akan terlintas di hati kita “ masa dia bisa, lalu saya tidak bisa? Diakan sama seperti kita.” Oleh karena itu, kita akan terdorong untuk menjadi untuk menjadi sepertinya bahkan bisa melebihinya. Sebut saja Stephen Hawking. Dia adalah yatim dan dari keluarga yang sederhana dan bahkan kekurangan, tetapi dia bisa menjadi ilmuan ternama. Dengan kita mengetahui sejarahnya, kita akan tergagum-kagum dengan kesemangatanya dan ingin menjadi sepertinya.

Akan tetapi kajian-kajian yang dapat mendorong kita lebih adalah kajian dari Rasul Muhammad SAWW. Dan lihat yang terjadi pada era masa kini, kajian-kajian tersebut hanya sebatas di telinga saja. Banyak dari para khotib yang berceramah tentang beliau, tetapi itu hanya sampai di sana saja. Pendiri revolusi India, Mahatma Gandhi berkata:               ”

” علمني حسين كيف اكون مظلوما ”

Imam Husein layaknya sama seperti rasul. Dan lihat Mahatma Gandhi tercerahkan pikiranya dengan mengkajinya. Kembali lagi pada era masa kini kajian-kajian itu tersusun rapi tanpa pernah di buka di perpustakaan-perpustakaan. Kita malah mensibukkan diri dengan kajian-kajian yang tidak bermanfaat seperti yang sedang marak pada era ini yaitu novel-novel yang notabenya membahas percintaan remaja. Dengan kita membacanya pikiran kita akan tenggelam di dalamnya. Kita akan terjerumus di kisah percintaan yang tidak bersyarat. Inilah kerugian kita apabila kita tidak mengkaji dengan sebenar-benarnya kajian dari Rasul.

Banyak dari kehidupan Rasul yang dapat kita kaji. Sekarang misalnya ada orang yang mengatakan “ kita kaji keberanian Nabi Musa saja “ atau “ kita kaji ketauhidan Nabi Ibrahim saja “ atau “ kita kaji keramahan-tamahan Nabi Isa saja “ atau “ kita kaji keelokan Nabi Yusuf saja” atau semua Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul Allah dengan karakter dan sifat mereka masing-masing, maka kalian akan mendapati semuanya pada Rasulullah SAWW.Memang kajian-kajian tentang Rasul pada masa kini ada yang tidak murni, dalam artian banyak yang terubah atau banyak yang di buat-buat, yaitu hadist-hadist palsu yang tidak bertanggung jawab, yang nanti akan di jelaskan secara detail pada pembahasan berikutnya. Tetapi yang penting kita harus mengkaji Rasul dari kajian –kajian yang bertanggung jawab.Seorang bijak mengatakan :

“خذ العبرة ولو كان فى دبور الخنزير”

Artinya: “ambilah pelajaran walaupun di dalam dubur babi”

Oleh karena itu betapa pentingnya ibroh-ibroh tersebut, apa lagi jika kita mendapatkan ibroh-ibroh itu dari sayyidul mursalin Muhammad SAWW.Saya mendapatkan pengalaman dari khotib-khotib. Mereka mengatakan, bahwasanya kalau ia bingung mencari pembahasan, maka ia tidak mau ambil pusing, ia langsung membahas Rasul dalam segi apapun, karena apabila kalian mengkaji pribadi agung ini, maka tidak akan ada habisnya, walupun di tulis di semua kertas dari masa adam hingga nanti hari kiamat, niscaya anda baru mengkaji setetes bahkan lebih sedikit dari samudra kajian tentang pribadi agung ini ! .

3 tanggapan untuk “Kajian-Kajian Yang Terbuang”

  1. trus mau gmn lg..!!! itu yg trjadi,kta kaum yg tak trlalu brpengaruh tdk bsa brbuat apa2.! memang itu yg tlh terpaparkan dhadapan kita..!!

    1. kita snng dgn anda yg tdk mdh menerima sesuatu,dan bnyk tanya dan protes.km gbungkan jwaban km dgn sangkalan anda di tulisan MUHAMMAD BKN HANYA TONTONAN,yg mnurut kmi sama.kita rasa anda blm mmbaca tulisan MUHAMMAD JUGA PEMUDA,dsna anda jawabannya,masa yg dihadapi rasul jauh lbh berat dri kita.jdi tdk slayaknya kita mengeluh!
      dan perjuangan dgn bnyk tantangan yg brt lalu sukses itu lbh baik dri pada perjuangan yg g ada tantangan..!!sukran!!

Tinggalkan Balasan ke jntung remaja Batalkan balasan